"PENGGUNAAN MEDIA KARET UNTUK
MENUMBUHKAN KEBERANIAN, KESENANGAN DAN PERCAYA DIRI DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT
TINGGI DI KELAS IV SDN 02 KEBONDALEM KECAMATAN PEMALANG
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Setiap cabang olah raga memerlukan keterampilan, keberanian,
kesenangan dan percaya diri tertentu dalam melakukan agar hasilnya bisa
maksimal. Seperti tinju, pencak silat, karate, sepak bola dan cabang olah raga
yang lain memerlukan hal tersebut. Demikian juga halnya dengan cabang olah raga
lompat tinggi, agar hasilnya optimal perlu memiliki keberanian, kesenangan, dan
percaya diri dalam melakukannya.
Namun kenyataannya tidak semua murid memiliki keberanian,
kesenangan dan percaya diri dalam melakukan gerak dalam cabang olahraga lompat
tinggi, seperti yang penulis amati ketika mengajar lompat tinggi di kelas IV
SDN 02Kebondalem. Dalam pre tes hasil
belajar siswa menunjukkan bahwa 86 % siswa belum mencapai KKM yaitu 60 (Hasil
lengkap pre tes terdapat pada lampiran 3). Hal ini menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran lompat tinggi mengalami masalah yang harus dicari solusinya.
Salah satu tugas seorang guru olahraga adalah meyiapkan diri
untuk melatih para siswanya yang mempunyai minat dan bakat di bidang olahraga
tertentu, guna mencapai prestasi optimalnya kelak.
Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis mencoba
menerapkan salah satu media yaitu ‘”Penggunaan media karet” yang penulis anggap
efektif dan efisien untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri
dalam pembelajaran lompat tinggi di kelas IV SDN 02 Kebondalem.
Diharapkan dengan cara memodifikasi alat pembelajaran dengan
menggunakan media karet siswa akan lebih konsentrasi pada lompatan dibandingkan
dengan menggunakan media standar pada lompat tinggi, sehingga akan terhindar
dari rasa takut, timbul kesenangan dan rasa percaya diri yang menuju pada
perubahan dan perbaikan sesuai yang diharapkan.
Adapun
yang menjadi dasar penulis dalam melakukan penelitian tindakan ini sesuai
dengan ilmu perkembangan yang penulis ketahui diantaranya:
Terminologi
dalam perkembangan gerak. Ada beberapa istilah dalam perkembangan gerak yang
perlu dijelaskan pengertiannya yaitu istilah-istilah :
1.
Pertumbuhan (growth)
2.
Perkembangan (development)
3.
Kematangan (maturation)
Pertumbuhan adalah proses peningkatan yang ada pada diri
seseorang yang bersifat kuantitatif atau peningkatan urutan, misalnya mengenai
pertumbuhan fisik. Perkembangan adalah proses perubahan kapasitas fungsional
atau kemampuan kerja organ-organ tubuh semakin bisa dikendalikan sesuai dengan
fungsiya masing-masing. Perkembangan gerak pasti terjadi dengan memberikan
media latihan fisik yang disesuaikan dengan tingkat keberanian, kesenangan
sehingga timbul kepercayaan diri secara bertahap.
Kematangan adalah kemajuan dalam proses meningkatkan
individu menjadi matang, seperti halnya dalam pertumbuhan dan perkembangan juga
berlangsung secara berangsur-angsur. Proses peningkatan kemampuan berhubungan
dengan dengan terjadinya masa-masa sensitif untuk munculnya atau berkembangnya
perilaku baru. Proses belajar akan meyempurnakan peguasaan perilaku yang
munculnya dalam proses kematangan.
1.2 . Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di
atas, masalah-masalah yang berkenaan dengan menumbuhkan keberanian, kesenangan
dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
1.
Apakah penggunaan metode belajar dapat meningkatkan, menumbuhkan keberanian,
kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi ?
2.
Apakah penampilan, gaya bicara seorang guru dapat memberikan motivasi yang bisa
menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat
tinggi ?
3.
Apakah penggunaan media karet dapat menumbuhkan keberanian, kesenangan dan
percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi ?
4.
Apakah intensitas latihan dapat menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya
diri dalam pembelajaran lompat tinggi ?
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah sebagaimana tersebut di
atas, banyak faktor yang dapat menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya
diri dalam pembelajaran lompat tinggi. Namun karena keterbatasan waktu dan
tenaga, dalam penelitian ini akan dibatasi pada masalah penggunaan media karet
untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat
tinggi di kelas IV SDN 02 Kebondalem.
Sesuai dengan pembatasan masalah tersebut di atas,
dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah penggunaan media karet dapat menumbuhkan keberanian, kesenangan
dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi secara efektif di kelas IV
SDN 02 Kebondalem ?
2.
Apakah penggunaan media karet akan mendapatkan hasil yang baik untuk
menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat
tinggi di kelas IV ?
3.
Apakah media karet dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menumbuhkan
keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi di
kelas IV ?
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
latar belakang dan rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian tindakan ini
maka tujuan yang hendak dicapai adalah :
-
Menerapkan metode pembelajaran yang dapat disenangi siswa sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.
-
Meningkatkan keberanian, kesenangan dan rasa percaya diri bagi siswa belajar.
-
Meminimalkan kesulitan belajar melalui penggunaan media pembelajaran yang
disenangi siswa dengan bahan yang mudah didapat dan murah.
-
Memperkenalkan media karet untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya
diri dalam pembelajaran lompat tinggi di kelas IV SDN 02 Kebondalem.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat yang dapat diperoleh dalam pengunaan media karet dalam pembelajaran
lompat tinggi adalah sebagai berikut :
a.
Bagi guru : Bermanfaat untuk mempermudah dalam meningkatkan minat belajar
khususnya dalam pelajaran olahraga di SD dan lebih berpariatif dalam
menggunakan media pembelajaran.
b.
Bagi siswa : Bermanfaat bagi siswa yang kurang menyenangi dan kesulitan dalam
melakukan olahraga lompat tinggi yang manggunakan alat yang sebenarnya
(standar).
c.
Bagi sekolah :
-
Dapat
dijadikan acuan dan memotivasi guru lain yang belum melaksanakan tindakan
kelas.
-
Dapat
dijadikan program tindak lanjut dalam meningkatkan prestasi siswa dengan biaya
yang murah dan mudah didapat.
-
Dapat
dimasukan RAPBS pada program anggaran tahun depan.
-
Dapat
dijadikan motifasi guru bidang lain dalam menciptakan media pembelajaran yang
berfariatif untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi siswa guru dan sekolah.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Media Pembelajaran
Ketepatan penggunaan media pembelajaran dalam menumbuhkan
dan meningkatkan minat dan bakat siswa untuk menerima pelajaran dan tidak
membosankan dalam mengikuti pelajaran olahraga di lapangan. Sebagai penggunaan
media karet untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri, siswa
diarahkan secara beragam dan bertahap untuk lebih mampu menghadapi setiap
rintangan mulai dari terendah sampai standar tertinggi.
Pada periode umur 9-11 tahun dalam periode ini
pertumbuhannya lancar, otot-otot tumbuh cepat dan butuh latihan, postur tubuh
cenderung belum bagus, karena itu memerlukan latihan-latihan pembentukan tubuh.
Usia SD 9-11 tahun, penuh energi tetapi mudah lelah timbul minat untuk mahir
dalam suatu keterampilan fisik tertentu dan permainan-permainan yang
terorganisir tetapi belum siap untuk mengerti peraturan yang rumit, rentang
perhatian lebih mana. Usia SD 9-11 tahun menyenangi aktifitas yang dramatis,
kreatif, imajinatif, ritmis, minat berprestasi individu, kompetitif, punya
idola, ini saat yang baik untuk mendidik moral dan prilaku sosial yang baik.
“Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Usia Dini”. (DEPDIKNAS, Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak SD
Jakarta 2003).
Beberapa teori yang berhubungan dengan penggunaan media
pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa yang sesuai dengan usia dan
psikologi gerak.
Waharsono
(2003)
Perkembangan
dan belajar gerak Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
Sajoto
(2003)
Bio
mekanika, kondisi fisik sekolah biasa, Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Taman
Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
Gagne
(1985:67)
Pembelajaran
dapat dibagi ke dalam lima bagian : (Intelectual skill, cognitive strategy,
motor skill, dan attitude ). Gagne menekankan pentingnya kondisi internal dan
kondisi eksternal dan suatu pembelajaran agar siswa memperoleh hasil belajar
yang diharapkan. Dengan demikian sebaiknya memperhatikan atau menata
pembelajaran yang memungkinkan mengaktifkan memori siswa yang sesuai agar
informasi yang baru dapat diterima.
John
Dewey
“Learning
by doing” didukung oleh Rouseau, Pestalozi, Frobel dan Montesory, mengemukakan
bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar adalah aktivitas jasmani maupun
mental yang digolongkan dalam 5 hal :
a.
Aktivitas Visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan
demonstrasi.
b.
Aktivitas Lisan (Oral Activitis), seperti bercerita, membaca sajak, Tanya
jawab, diskusi menyanyi.
c.
Aktivitas Gerak (Motoric Actifitis), seperti senam, atletik, menari dan
melukis.
d.
Aktivitas Mendengarkan (Listening Activities) mendengakan penjelasan guru dan
ceramah.
Aktivitas
Menulis (Writen Activities ) seperti mengarang, membuat makalah.
Dari
judul penelitian tindakan kelas yaitu “Penggunaan media karet untuk menumbuhkan
keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi di
kelas IV SD 02 Kebondalem.
2.2. Pengertian Keberanian
Keberanian
berasal dari kata berani = 1. Sifat batin ( hati ) yang tak takut menghadapi
bahaya (kesulitan, kesulitan dsb) tidak penakut misalnya orang tidak akan
mundur mengahadapi rintangan sesulit apapun. (Kamus B. Indonesia WJS.
Poerwadarminta PN. BALAI PUSTAKA Jakarta 1984).
Dari
pendapat tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa keberanian adalah sifat batin
yang dimiliki seseorang yang tidakgentar atau mundur dalam menghadapi rintangan
sesulit apapun.
2.3. Pengertian Kesenangan
Kesenangan
berasal dari kata senang : 1. (merasa puas, lega, tidak susah, tidak kecewa).
Kesenangan : 2. (kepuasan hati, kelegaan, kesukaan dsb). : 3. Keenakan,
kenyamanan : 4 (kebahagiaan hidup). (Kamus B. Indonesia WJS. Poerwadarminta PN.
BALAI PUSTAKA Jakarta 1984).
Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kesenangan adalah keadaan hati
seseorang yang merasa puas, nyaman, tidak tertekan dalam melakukan apapun.
2.4. Pengertian Percaya Diri
Percaya
adalah : 1 ( menganggap, mengakui, yakin) : 2 menanggap orang, (sesuatu) jujur,
tidak jahat, tidak berbahagia dsb misal : Ia, apapun, (tidak jahat, tidak
berbahaya) boleh diharapkan kebenarannya. (Kamus B. Indonesia WJS.
Poerwadarminta PN. BALAI PUSTAKA Jakarta 1984). Diri adalah : 1. Orang
seseorang (terasing : diri yang lain); badan misal : hikayat ku tak
tahu-akan-nya nama (peng) ganti aku orang benda (seperti, saimin,
merapi-cicurug dsb). (Kamus B. Indonesia WJS. Poerwadarminta PN. BALAI PUSTAKA
Jakarta 1984).
Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa percaya diri adalah keyakinan yang
tumbuh dari diri sendiri akan kekuatan atau kemampuan yang ada pada diri
sendiri.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Perencanaan Penelitian
Penelitian
ini adalah jenis Penelitaian Tindakan Kelas (PTK) yang membahas masalah
penggunaan media karet untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya
diri dalam pembelajaran lompat tinggi di kelas IV SDN 02 Kebondalem.
Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 02 Kebondalem Kec. Pemalang tahun
ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa, ada dua variabel yang
akan diungkapkan dalam penelitian ini yaitu :
1.
Variabel kemampuan siswa melewati rintangan (lompatan) dengan menggunakan alat
lompatan standar yang biasa dipakai untuk lomba.
2.
Variabel kemampuan siswa melewati rintangan (lompatan) dengan menggunakan media
karet.
Prosedur
penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari
kegiatan perencanaan tindakan observasi dan refleksi.
Pengambilan
data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan teknik observasi, wawancara dan
angket untuk data kualitatif dan penilaian hasil tes pembelajaran siswa sebagai
data kuantitatif.
Untuk
keperluan analisis data kuantitatif diperoleh dari hasil tes perbuatan dalam
proses pembelajaran yang dilakukan dua kali penilaian terhadap materi olahraga
(lompat tinggi).
Dalam
prakteknya penelitian tindakan kelas adalah tindakan yang bermakna melalui
prosedur penelitian yang mencakup empat langkah yaitu :
1.
Merumuskan
masalah dan merencanakan tindakan.
2.
Melaksanakan
tindakan (getting)
3.
Pengamatan
4.
Merepleksikan
hasil pengamatan.
Adapun empat langkah prosedur penelitian kelas yang dapat
dilaksanakan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Empat langkah utama yang saling berkaitan itu dalam pelaksanaan penelitian
tindakan kelas sering disebut dengan siklus. Hal tersebut sebagaimana
dikemukakan Suharsisi, Suhardjono dan Supardi (2006:16)
1)
Perencanaan (Planning )
Kegiatan perencanaan mencakup (1) identifikasi masalah (2)
analisis peyebab adanya masalah, dan (3) pengembangan bentuk tindakan (aksi)
sebagai pemecahan masalah. Untuk keperluan identifikasi masalah dalam
penelitian tindakan kelas ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
Masalah
harus benar-benar terjadi dan dirasakan oleh guru pada saat melaksanakan tugas,
sebagai contoh setelah diberikan tugas awal diperoleh data bahwa :
(1)
Sebagian besar siswa (70%) tidak mampu melakukan lompatan setinggi 70 cm dalam
pembelajaran lompat tinggi.
(2)
Tingkat kemampuan siswa terhadap keberanian, kesenangan dan percaya diri (75%)
siswa belum mencapai batas ketuntasan, yaitu nilai 60. Masalah-masalah
pembelajaran di lapangan seperti inilah yang bisa digolongkan sebagai masalah
nyata karena didukung dengan data yang betul-betul dapat dipertanggung jawabkan
dan dipuyai oleh guru.
b.
Problematik, artinya masalah perlu dipecahkan berkaitan dengan tanggung jawab,
kewewenangan dan tugas seorang guru. Karena tidak semua masalah pembelajaran
yang terjadi secara nyata (riil) bisa dikategorikan sebagai masalah
problematik, misalnya, meskipun mayoritas siswa tidak lancar membaca teks
bahasa inggris. Masalah ini kurang problematik bagi guru penjaskes.
c.
Memiliki manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah yang dilakukan akan
memberikan manfaat yang jelas bagi siswa dan guru karena ada kemungkinan kalau
masalah tidak segera diatasi akan mengganggu penguasaan kompetensi berikutnya
dalam proses pembelajaran yang mempunyai sifat berkesinambungan.
d.
Dapat dipecahkan oleh guru selaku pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
Setelah guru menemukan masalah, perlu segera melaksanakan langkah identifikasi
penyebab munculnya masalah.
2)
Tindakan (Acting)
Untuk menentukan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih perlu
mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
Apakah
tindakan (aksi) yang dipilih telah mempunyai landasan berpikir yang mantap,
baik secara kajian teoritis maupun konsep?
Apakah
alternative tidakan (aksi) yang dipilih dipercayai dapat menjawab permasalahan
yang muncul?
Bagaimanakah
cara melaksanakan tindakan dalam bentuk langkah-langkah setiap siklus dalam
proses pembelajaran di lapangan?
Bagaimana
cara menguji tindakan sehingga dapat dibuktikan telah terjadi perbaikan kondisi
dan peningkatan proses dalam kegiatan pembelajaran di lapangan yang diteliti?
Jawaban
dari seluruh pertanyaan di atas adalah hipotesis tindakan yakni alternatif
tindakan yang dipandang paling tepat atau dipercaya oleh peneliti akan mampu
memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Setelah ditetapkan bentuk tindakan.
yang dipilih sesuai dengan rencana pelaksanaan tindakan, maka langkah
selanjutnya adalah mengimplementasikan dalam proses pembelajaran sesuai dengan
scenario pembelajaran yang sudah dibuat oleh guru.
3)
Observasi
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan
kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara
objektif tentang pengembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari tindakan
yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Data yang dihimpun
melalui pengamatan (observasi) ini meliputi data kuantitatif dan kualitatif
sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Pengambilan data harus bersifat
keseluruhan data, tidak haya menggunakan satu instrumen saja. Kegiatan
pengambilan data dapat dilakukan diantaranya dengan cara :
Observasi
atau pengamatan (nontes), bagaimana anak mempersiapkan alat dan bahan ? dan
bagaimana mengunakan alat ? serta bagaimana sikap anak ketika mengejarkan
tugasya ?
b.
Wawancara (nontes) dengan beberapa orang anak yang berbeda tingkat penguasaan
pada pelajaran lompat tinggi dilakukan secara lisan.
c.
Angket (not-tes) sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa secara
tertulis yang berguna untuk mengungkapkan tanggapan balik siswa dan dampak dari
aktifitas tindakan selama proses pembelajaran berlangsung.
d.
Dokumentasi (nontes) gambar atau foto proses belajar mengajar.
e.
Nilai ulangan (nontes) penelitian hasil tugas yang dilakukan guru.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data berkaitan dengan observasi
ini adalah :
Jenis
data yang dihimpun memang diperlukan dalam rangka implementasi tindakan
perbaikan.
Indikator-indikator
yang ditetapkan harus tergambarkan pada perilaku siswa dan guru secara terukur.
Kesesuaian
prosedur pengambilan data.
Pemanfaatan
data dalam analisis dan refleksi.
4)
Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengadakan evaluasi yang dilakukan
guru dan tim pengamat dalam penelitian tindakan lapangan. Refleksi dilakukan
dengan cara berdiskusi terhadap berbagai masalah yang muncul di lapangan.
Penelitian yang diperoleh dari analisis data sebagai bentuk dari pengaruh
tindakan yang telah dirancang pada kegiatan refleksi ini juga ditelaah
aspek-aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu
memperbaikan masalah secara bermakna. Berdasarkan masalah-masalah yang muncul
pada refleksi hasil perlakukan tindakan pada siklus pertama maka akan
ditentukan oleh peneliti apakah tindakan yang dilaksanakan sebagai pemecahan masalah
sudah mencapai tujuan atau belum. Melalui refleksi inilah maka peneliti akan
menentukan keputusan untuk melakukan siklus lanjutan ataukah berhenti karena
masalahnya telah terpecahkan. Misalnya target yang telah ditetapkan anak harus
mendapat nilai 70 ternyata hasil pada siklus 1 baru mencapai 60 maka perlu
dilakukan tindakan perbaikan siklus II.
Metode penelitian yang dilaksanakan di SDN 02 Kebondalem
kelas IV ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri
atas dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari :
a.
Perencanaan tindakan
b.
Pelaksanaan tindakan
c.
Observasi dan refleksi
Dalam
hal ini untuk memudahkan penulisan secara rinci penulis akan menetapkan
pokok-pokok rencana kegiatan sebagai berikut :
Siklus
I Perencanaan :
• Merencanakan pembelajaran yang akan
ditetapkan dalam PBM
•
Menentukan pokok bahasan
•
Mengembangkan skenario pembelajaran
•
Menyusun lembar pengamat
•
Menyiapkan sumber belajar
•
Mengembangkan format observasi pembelajaran
Tindakan
1 : Menerapkan tindakan yang mengacu
dalam skenario yang direncanakan dalam lembar pengamatan dan RPP lembar
penilaian.
Pengamatan
: Melakukan pengamatan pada waktu PBM
berlangsung dengan menggunakan alat ukur berupa lembar pengamatan dan evaluasi
(daftar nilai)
Refleksi
1 : Melakukan evaluasi tindakan telah
dilakukan, meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada
siklus berikutnya.
Siklus
II Perencanaan : Mencatat masalah yang
dihadapi siswa dalam proses pembelajaran di lapangan. Merencanakan program
tindakan yang akan diambil (dilakukan) dalam proses pembelajaran berikutya.
Tindakan
: Melaksanakan alternatif tindakan
pembelajaran yang mengacu pada RPP dan lembar pengamatan.
Pengamatan
: Mengolah data hasil pengamatan dalam
pembelajaran di lapangan.
Refleksi
: Melakukan evaluasi dari hasil tindakan
dari pengamatan proses pembelajaran.
Perencanaan
siklus I : RPP siklus I
Instrumen
: Format lembar pengamatan pembelajaran siswa siklus I
Instrumen
: Format rumusan observasi siklus 1
Instrumen
: Format rumusan penilaian siklus 1
Perencanaan
siklus II : RPP siklus II
Instrumen
: Format lembar pengamatan pembelajaran siklus II
Instrumen
: Format rumusan observasi pembelajaran siklus II
Instrumen
: Format rumusan penilaian (evaluasi) siklus II
Instrumen
: Format rumusan observasi pembelajaran siklus II
Kesimpulan
dan saran.
3.2. Pelaksanaan Penelitian
1.
Subjek, tempat dan waktu Penelitian
Subyek
: Siswa Kelas IV SDN 02 Kebondalem berjumlah 46 orang
Tempat
: SD Negeri 02 Kebondalem Kecamatan Pemalang
Waktu
: Bulan Maret Minggu ke-2 tahun 2012
Lama
tindakan : + 2 bulan
2.
Prosedur Langkah-langkah Penelitian
a.
Metode Penelitian
Sederhana
apapun penelitian, pembahasan metode tidak boleh dilupakan, karena bagian ini
menjelaskan uraian langkah-langkah penelitian yang dapat memberikan informasi
tentang rencana dan pelaksanaan tindakan yang mengambarkan unsur-unsur sebagai
berikut :
1)
Setting penelitian, tempat dimana penelitian dilaksanakan.
2)
Sasaran penelitian.
3)
Desain penelitian yaitu rancangan tentang langkah-langkah tindakan.
4)
Pengumpulan data secara lengkap dengan jenis instrumen yang dipakai.
5)
Analisis data dan refleksi.
Metode
yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah metode ilmiah dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
Siklus
Pertama :
1.
Perencanaan : identifikasi masalah dan alternative pemecahan masalah.
a.
Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar.
b.
Menentukan pokok bahasan.
c.
Mengembangkan skenario pembelajaran
d.
Menyusun Lembar Kerja Siswa
e.
Menyiapkan sumber belajar.
f.
Mengembangkan format evaluasi
g.
Mengembangkan format observasi pembelajaran.
2.
Tindakan : menerapkan tindakan mengacu pada skenario
3.
Pengamatan (observasi)
a.
Melakukan observasi dengan memakai format observasi
b.
Menilai hasil tindakan
4.
Refleksi
a.
Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah
dan waktu dari setiap tindakan.
b.
Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi yang digunakan pada siklus
berikutnya.
5.
Evaluasi tindakan
a.
Perencanaan / identifikasi masalah dan alternative pemecahan masalah.
b.
Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Siklus
Kedua :
1.
Perencanaan
a.
Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
b.
pengembangan program
2.
Tindakan : Pelaksanaan program tindakan II
3.
Pengamatan : Pengumpulan data
4.
Refleksi : berdasarkan masalah-masalah yang muncul pada siklus pertama, maka
akan memutuskan untuk melakukan silkus lanjutan yaitu Evaluasi tindakan II.
3.
Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Tim
peneliti terdiri dari penulis sebagai ketua peneliti, teman sejawat dan kepala
sekolah.
4.
Pembagian Tugas
a.
Ketua Peneliti bertugas sebagai :
1.
Menentukan langkah-langkah pemecahan masalah
2.
Menganalisis penyebab munculnya masalah
3.
Merumuskan masalah, serta
4.
Mengembangkan alternatif tindakan
b.
Teman sejawat bertugas sebagai teman untuk berkolaborasi atau bekerja sama
untuk mengamati proses belajar mengajar di kelas dan teman berdiskusi.
c.
Kepala sekolah sebagai pengamat dan tempat untuk berkonsultasi.
Dalam
pelaksanaan proses pembelajaran penulis menggunakan lembaran pengamatan sebagai
bahan acuan dalam penelitian tindakan kelas di kelas IV SDN 02 Kebondalem.
Berikut ini adalah salah satu alat ukur keberhasilan pengunaan metode
pembelajaran sebelumnya dan metode pembelajaran yang dimodifikasikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar