Jumat, 27 Juli 2012

CONTOH PROPOSAL PENJAS SD


"PENGGUNAAN MEDIA KARET UNTUK MENUMBUHKAN KEBERANIAN, KESENANGAN DAN PERCAYA DIRI DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI DI KELAS IV SDN 02 KEBONDALEM KECAMATAN PEMALANG


BAB I PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang Masalah
Setiap cabang olah raga memerlukan keterampilan, keberanian, kesenangan dan percaya diri tertentu dalam melakukan agar hasilnya bisa maksimal. Seperti tinju, pencak silat, karate, sepak bola dan cabang olah raga yang lain memerlukan hal tersebut. Demikian juga halnya dengan cabang olah raga lompat tinggi, agar hasilnya optimal perlu memiliki keberanian, kesenangan, dan percaya diri dalam melakukannya.
Namun kenyataannya tidak semua murid memiliki keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam melakukan gerak dalam cabang olahraga lompat tinggi, seperti yang penulis amati ketika mengajar lompat tinggi di kelas IV SDN 02Kebondalem. Dalam  pre tes hasil belajar siswa menunjukkan bahwa 86 % siswa belum mencapai KKM yaitu 60 (Hasil lengkap pre tes terdapat pada lampiran 3). Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran lompat tinggi mengalami masalah yang harus dicari solusinya.
Salah satu tugas seorang guru olahraga adalah meyiapkan diri untuk melatih para siswanya yang mempunyai minat dan bakat di bidang olahraga tertentu, guna mencapai prestasi optimalnya kelak.
Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis mencoba menerapkan salah satu media yaitu ‘”Penggunaan media karet” yang penulis anggap efektif dan efisien untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi di kelas IV SDN 02 Kebondalem.
Diharapkan dengan cara memodifikasi alat pembelajaran dengan menggunakan media karet siswa akan lebih konsentrasi pada lompatan dibandingkan dengan menggunakan media standar pada lompat tinggi, sehingga akan terhindar dari rasa takut, timbul kesenangan dan rasa percaya diri yang menuju pada perubahan dan perbaikan sesuai yang diharapkan.
Adapun yang menjadi dasar penulis dalam melakukan penelitian tindakan ini sesuai dengan ilmu perkembangan yang penulis ketahui diantaranya:
Terminologi dalam perkembangan gerak. Ada beberapa istilah dalam perkembangan gerak yang perlu dijelaskan pengertiannya yaitu istilah-istilah :
1. Pertumbuhan (growth)
2. Perkembangan (development)
3. Kematangan (maturation)
Pertumbuhan adalah proses peningkatan yang ada pada diri seseorang yang bersifat kuantitatif atau peningkatan urutan, misalnya mengenai pertumbuhan fisik. Perkembangan adalah proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh semakin bisa dikendalikan sesuai dengan fungsiya masing-masing. Perkembangan gerak pasti terjadi dengan memberikan media latihan fisik yang disesuaikan dengan tingkat keberanian, kesenangan sehingga timbul kepercayaan diri secara bertahap.
Kematangan adalah kemajuan dalam proses meningkatkan individu menjadi matang, seperti halnya dalam pertumbuhan dan perkembangan juga berlangsung secara berangsur-angsur. Proses peningkatan kemampuan berhubungan dengan dengan terjadinya masa-masa sensitif untuk munculnya atau berkembangnya perilaku baru. Proses belajar akan meyempurnakan peguasaan perilaku yang munculnya dalam proses kematangan.

1.2 . Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas, masalah-masalah yang berkenaan dengan menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan metode belajar dapat meningkatkan, menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi ?
2. Apakah penampilan, gaya bicara seorang guru dapat memberikan motivasi yang bisa menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi ?
3. Apakah penggunaan media karet dapat menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi ?
4. Apakah intensitas latihan dapat menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi ?
1.3.  Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah sebagaimana tersebut di atas, banyak faktor yang dapat menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi. Namun karena keterbatasan waktu dan tenaga, dalam penelitian ini akan dibatasi pada masalah penggunaan media karet untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi di kelas IV SDN 02 Kebondalem.
Sesuai dengan pembatasan masalah tersebut di atas, dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penggunaan media karet dapat menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi secara efektif di kelas IV SDN 02 Kebondalem ?
2. Apakah penggunaan media karet akan mendapatkan hasil yang baik untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi di kelas IV ?
3. Apakah media karet dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi di kelas IV ?

1.4.  Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian tindakan ini maka tujuan yang hendak dicapai adalah :
- Menerapkan metode pembelajaran yang dapat disenangi siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.
- Meningkatkan keberanian, kesenangan dan rasa percaya diri bagi siswa belajar.
- Meminimalkan kesulitan belajar melalui penggunaan media pembelajaran yang disenangi siswa dengan bahan yang mudah didapat dan murah.
- Memperkenalkan media karet untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi di kelas IV SDN 02 Kebondalem.

1.5.  Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam pengunaan media karet dalam pembelajaran lompat tinggi adalah sebagai berikut :
a. Bagi guru : Bermanfaat untuk mempermudah dalam meningkatkan minat belajar khususnya dalam pelajaran olahraga di SD dan lebih berpariatif dalam menggunakan media pembelajaran.
b. Bagi siswa : Bermanfaat bagi siswa yang kurang menyenangi dan kesulitan dalam melakukan olahraga lompat tinggi yang manggunakan alat yang sebenarnya (standar).

c. Bagi sekolah :
-          Dapat dijadikan acuan dan memotivasi guru lain yang belum melaksanakan tindakan kelas.
-          Dapat dijadikan program tindak lanjut dalam meningkatkan prestasi siswa dengan biaya yang murah dan mudah didapat.
-          Dapat dimasukan RAPBS pada program anggaran tahun depan.
-          Dapat dijadikan motifasi guru bidang lain dalam menciptakan media pembelajaran yang berfariatif untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi siswa guru dan sekolah.


BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.  Media Pembelajaran
Ketepatan penggunaan media pembelajaran dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat dan bakat siswa untuk menerima pelajaran dan tidak membosankan dalam mengikuti pelajaran olahraga di lapangan. Sebagai penggunaan media karet untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri, siswa diarahkan secara beragam dan bertahap untuk lebih mampu menghadapi setiap rintangan mulai dari terendah sampai standar tertinggi.
Pada periode umur 9-11 tahun dalam periode ini pertumbuhannya lancar, otot-otot tumbuh cepat dan butuh latihan, postur tubuh cenderung belum bagus, karena itu memerlukan latihan-latihan pembentukan tubuh. Usia SD 9-11 tahun, penuh energi tetapi mudah lelah timbul minat untuk mahir dalam suatu keterampilan fisik tertentu dan permainan-permainan yang terorganisir tetapi belum siap untuk mengerti peraturan yang rumit, rentang perhatian lebih mana. Usia SD 9-11 tahun menyenangi aktifitas yang dramatis, kreatif, imajinatif, ritmis, minat berprestasi individu, kompetitif, punya idola, ini saat yang baik untuk mendidik moral dan prilaku sosial yang baik. “Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Usia Dini”. (DEPDIKNAS, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak SD Jakarta 2003).
Beberapa teori yang berhubungan dengan penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa yang sesuai dengan usia dan psikologi gerak.
Waharsono (2003)
Perkembangan dan belajar gerak Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
Sajoto (2003)
Bio mekanika, kondisi fisik sekolah biasa, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
Gagne (1985:67)
Pembelajaran dapat dibagi ke dalam lima bagian : (Intelectual skill, cognitive strategy, motor skill, dan attitude ). Gagne menekankan pentingnya kondisi internal dan kondisi eksternal dan suatu pembelajaran agar siswa memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Dengan demikian sebaiknya memperhatikan atau menata pembelajaran yang memungkinkan mengaktifkan memori siswa yang sesuai agar informasi yang baru dapat diterima.
John Dewey
“Learning by doing” didukung oleh Rouseau, Pestalozi, Frobel dan Montesory, mengemukakan bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar adalah aktivitas jasmani maupun mental yang digolongkan dalam 5 hal :
a. Aktivitas Visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan demonstrasi.
b. Aktivitas Lisan (Oral Activitis), seperti bercerita, membaca sajak, Tanya jawab, diskusi menyanyi.
c. Aktivitas Gerak (Motoric Actifitis), seperti senam, atletik, menari dan melukis.
d. Aktivitas Mendengarkan (Listening Activities) mendengakan penjelasan guru dan ceramah.
Aktivitas Menulis (Writen Activities ) seperti mengarang, membuat makalah.
Dari judul penelitian tindakan kelas yaitu “Penggunaan media karet untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi di kelas IV SD 02 Kebondalem.

2.2.  Pengertian Keberanian
Keberanian berasal dari kata berani = 1. Sifat batin ( hati ) yang tak takut menghadapi bahaya (kesulitan, kesulitan dsb) tidak penakut misalnya orang tidak akan mundur mengahadapi rintangan sesulit apapun. (Kamus B. Indonesia WJS. Poerwadarminta PN. BALAI PUSTAKA Jakarta 1984).
Dari pendapat tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa keberanian adalah sifat batin yang dimiliki seseorang yang tidakgentar atau mundur dalam menghadapi rintangan sesulit apapun.

2.3.  Pengertian Kesenangan
Kesenangan berasal dari kata senang : 1. (merasa puas, lega, tidak susah, tidak kecewa). Kesenangan : 2. (kepuasan hati, kelegaan, kesukaan dsb). : 3. Keenakan, kenyamanan : 4 (kebahagiaan hidup). (Kamus B. Indonesia WJS. Poerwadarminta PN. BALAI PUSTAKA Jakarta 1984).
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kesenangan adalah keadaan hati seseorang yang merasa puas, nyaman, tidak tertekan dalam melakukan apapun.

2.4.  Pengertian Percaya Diri
Percaya adalah : 1 ( menganggap, mengakui, yakin) : 2 menanggap orang, (sesuatu) jujur, tidak jahat, tidak berbahagia dsb misal : Ia, apapun, (tidak jahat, tidak berbahaya) boleh diharapkan kebenarannya. (Kamus B. Indonesia WJS. Poerwadarminta PN. BALAI PUSTAKA Jakarta 1984). Diri adalah : 1. Orang seseorang (terasing : diri yang lain); badan misal : hikayat ku tak tahu-akan-nya nama (peng) ganti aku orang benda (seperti, saimin, merapi-cicurug dsb). (Kamus B. Indonesia WJS. Poerwadarminta PN. BALAI PUSTAKA Jakarta 1984).
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa percaya diri adalah keyakinan yang tumbuh dari diri sendiri akan kekuatan atau kemampuan yang ada pada diri sendiri.

BAB III METODE PENELITIAN
3.1.  Perencanaan Penelitian
Penelitian ini adalah jenis Penelitaian Tindakan Kelas (PTK) yang membahas masalah penggunaan media karet untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi di kelas IV SDN 02 Kebondalem.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 02 Kebondalem Kec. Pemalang tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa, ada dua variabel yang akan diungkapkan dalam penelitian ini yaitu :
1. Variabel kemampuan siswa melewati rintangan (lompatan) dengan menggunakan alat lompatan standar yang biasa dipakai untuk lomba.
2. Variabel kemampuan siswa melewati rintangan (lompatan) dengan menggunakan media karet.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan tindakan observasi dan refleksi.
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan teknik observasi, wawancara dan angket untuk data kualitatif dan penilaian hasil tes pembelajaran siswa sebagai data kuantitatif.
Untuk keperluan analisis data kuantitatif diperoleh dari hasil tes perbuatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan dua kali penilaian terhadap materi olahraga (lompat tinggi).
Dalam prakteknya penelitian tindakan kelas adalah tindakan yang bermakna melalui prosedur penelitian yang mencakup empat langkah yaitu :
1.      Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan.
2.      Melaksanakan tindakan (getting)
3.      Pengamatan
4.      Merepleksikan hasil pengamatan.
Adapun empat langkah prosedur penelitian kelas yang dapat dilaksanakan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Empat langkah utama yang saling berkaitan itu dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sering disebut dengan siklus. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Suharsisi, Suhardjono dan Supardi (2006:16)

1) Perencanaan (Planning )
Kegiatan perencanaan mencakup (1) identifikasi masalah (2) analisis peyebab adanya masalah, dan (3) pengembangan bentuk tindakan (aksi) sebagai pemecahan masalah. Untuk keperluan identifikasi masalah dalam penelitian tindakan kelas ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
Masalah harus benar-benar terjadi dan dirasakan oleh guru pada saat melaksanakan tugas, sebagai contoh setelah diberikan tugas awal diperoleh data bahwa :
(1) Sebagian besar siswa (70%) tidak mampu melakukan lompatan setinggi 70 cm dalam pembelajaran lompat tinggi.
(2) Tingkat kemampuan siswa terhadap keberanian, kesenangan dan percaya diri (75%) siswa belum mencapai batas ketuntasan, yaitu nilai 60. Masalah-masalah pembelajaran di lapangan seperti inilah yang bisa digolongkan sebagai masalah nyata karena didukung dengan data yang betul-betul dapat dipertanggung jawabkan dan dipuyai oleh guru.
b. Problematik, artinya masalah perlu dipecahkan berkaitan dengan tanggung jawab, kewewenangan dan tugas seorang guru. Karena tidak semua masalah pembelajaran yang terjadi secara nyata (riil) bisa dikategorikan sebagai masalah problematik, misalnya, meskipun mayoritas siswa tidak lancar membaca teks bahasa inggris. Masalah ini kurang problematik bagi guru penjaskes.
c. Memiliki manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah yang dilakukan akan memberikan manfaat yang jelas bagi siswa dan guru karena ada kemungkinan kalau masalah tidak segera diatasi akan mengganggu penguasaan kompetensi berikutnya dalam proses pembelajaran yang mempunyai sifat berkesinambungan.
d. Dapat dipecahkan oleh guru selaku pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Setelah guru menemukan masalah, perlu segera melaksanakan langkah identifikasi penyebab munculnya masalah.
2) Tindakan (Acting)
Untuk menentukan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih perlu mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
Apakah tindakan (aksi) yang dipilih telah mempunyai landasan berpikir yang mantap, baik secara kajian teoritis maupun konsep?
Apakah alternative tidakan (aksi) yang dipilih dipercayai dapat menjawab permasalahan yang muncul?
Bagaimanakah cara melaksanakan tindakan dalam bentuk langkah-langkah setiap siklus dalam proses pembelajaran di lapangan?
Bagaimana cara menguji tindakan sehingga dapat dibuktikan telah terjadi perbaikan kondisi dan peningkatan proses dalam kegiatan pembelajaran di lapangan yang diteliti?
Jawaban dari seluruh pertanyaan di atas adalah hipotesis tindakan yakni alternatif tindakan yang dipandang paling tepat atau dipercaya oleh peneliti akan mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Setelah ditetapkan bentuk tindakan. yang dipilih sesuai dengan rencana pelaksanaan tindakan, maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan dalam proses pembelajaran sesuai dengan scenario pembelajaran yang sudah dibuat oleh guru.
3) Observasi
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang pengembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Data yang dihimpun melalui pengamatan (observasi) ini meliputi data kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Pengambilan data harus bersifat keseluruhan data, tidak haya menggunakan satu instrumen saja. Kegiatan pengambilan data dapat dilakukan diantaranya dengan cara :
Observasi atau pengamatan (nontes), bagaimana anak mempersiapkan alat dan bahan ? dan bagaimana mengunakan alat ? serta bagaimana sikap anak ketika mengejarkan tugasya ?
b. Wawancara (nontes) dengan beberapa orang anak yang berbeda tingkat penguasaan pada pelajaran lompat tinggi dilakukan secara lisan.
c. Angket (not-tes) sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa secara tertulis yang berguna untuk mengungkapkan tanggapan balik siswa dan dampak dari aktifitas tindakan selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Dokumentasi (nontes) gambar atau foto proses belajar mengajar.
e. Nilai ulangan (nontes) penelitian hasil tugas yang dilakukan guru.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data berkaitan dengan observasi ini adalah :
Jenis data yang dihimpun memang diperlukan dalam rangka implementasi tindakan perbaikan.
Indikator-indikator yang ditetapkan harus tergambarkan pada perilaku siswa dan guru secara terukur.
Kesesuaian prosedur pengambilan data.
Pemanfaatan data dalam analisis dan refleksi.
4) Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengadakan evaluasi yang dilakukan guru dan tim pengamat dalam penelitian tindakan lapangan. Refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap berbagai masalah yang muncul di lapangan. Penelitian yang diperoleh dari analisis data sebagai bentuk dari pengaruh tindakan yang telah dirancang pada kegiatan refleksi ini juga ditelaah aspek-aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu memperbaikan masalah secara bermakna. Berdasarkan masalah-masalah yang muncul pada refleksi hasil perlakukan tindakan pada siklus pertama maka akan ditentukan oleh peneliti apakah tindakan yang dilaksanakan sebagai pemecahan masalah sudah mencapai tujuan atau belum. Melalui refleksi inilah maka peneliti akan menentukan keputusan untuk melakukan siklus lanjutan ataukah berhenti karena masalahnya telah terpecahkan. Misalnya target yang telah ditetapkan anak harus mendapat nilai 70 ternyata hasil pada siklus 1 baru mencapai 60 maka perlu dilakukan tindakan perbaikan siklus II.
Metode penelitian yang dilaksanakan di SDN 02 Kebondalem kelas IV ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari :
a. Perencanaan tindakan
b. Pelaksanaan tindakan
c. Observasi dan refleksi
Dalam hal ini untuk memudahkan penulisan secara rinci penulis akan menetapkan pokok-pokok rencana kegiatan sebagai berikut :
Siklus I Perencanaan :
 • Merencanakan pembelajaran yang akan ditetapkan dalam PBM
• Menentukan pokok bahasan
• Mengembangkan skenario pembelajaran
• Menyusun lembar pengamat
• Menyiapkan sumber belajar
• Mengembangkan format observasi pembelajaran
Tindakan 1 :  Menerapkan tindakan yang mengacu dalam skenario yang direncanakan dalam lembar pengamatan dan RPP lembar penilaian.
Pengamatan :  Melakukan pengamatan pada waktu PBM berlangsung dengan menggunakan alat ukur berupa lembar pengamatan dan evaluasi (daftar nilai)
Refleksi 1 :  Melakukan evaluasi tindakan telah dilakukan, meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.
Siklus II Perencanaan :  Mencatat masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran di lapangan. Merencanakan program tindakan yang akan diambil (dilakukan) dalam proses pembelajaran berikutya.
Tindakan :  Melaksanakan alternatif tindakan pembelajaran yang mengacu pada RPP dan lembar pengamatan.
Pengamatan :  Mengolah data hasil pengamatan dalam pembelajaran di lapangan.
Refleksi :  Melakukan evaluasi dari hasil tindakan dari pengamatan proses pembelajaran.

Perencanaan siklus I : RPP siklus I
Instrumen : Format lembar pengamatan pembelajaran siswa siklus I
Instrumen : Format rumusan observasi siklus 1
Instrumen : Format rumusan penilaian siklus 1

Perencanaan siklus II : RPP siklus II
Instrumen : Format lembar pengamatan pembelajaran siklus II
Instrumen : Format rumusan observasi pembelajaran siklus II
Instrumen : Format rumusan penilaian (evaluasi) siklus II
Instrumen : Format rumusan observasi pembelajaran siklus II
Kesimpulan dan saran.

3.2.  Pelaksanaan Penelitian
1. Subjek, tempat dan waktu Penelitian
Subyek : Siswa Kelas IV SDN 02 Kebondalem berjumlah 46 orang
Tempat : SD Negeri 02 Kebondalem Kecamatan Pemalang
Waktu : Bulan Maret Minggu ke-2 tahun 2012
Lama tindakan : + 2 bulan
2. Prosedur Langkah-langkah Penelitian
a. Metode Penelitian
Sederhana apapun penelitian, pembahasan metode tidak boleh dilupakan, karena bagian ini menjelaskan uraian langkah-langkah penelitian yang dapat memberikan informasi tentang rencana dan pelaksanaan tindakan yang mengambarkan unsur-unsur sebagai berikut :
1) Setting penelitian, tempat dimana penelitian dilaksanakan.
2) Sasaran penelitian.
3) Desain penelitian yaitu rancangan tentang langkah-langkah tindakan.
4) Pengumpulan data secara lengkap dengan jenis instrumen yang dipakai.
5) Analisis data dan refleksi.
Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah metode ilmiah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Siklus Pertama :
1. Perencanaan : identifikasi masalah dan alternative pemecahan masalah.
a. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar.
b. Menentukan pokok bahasan.
c. Mengembangkan skenario pembelajaran
d. Menyusun Lembar Kerja Siswa
e. Menyiapkan sumber belajar.
f. Mengembangkan format evaluasi
g. Mengembangkan format observasi pembelajaran.
2. Tindakan : menerapkan tindakan mengacu pada skenario
3. Pengamatan (observasi)
a. Melakukan observasi dengan memakai format observasi
b. Menilai hasil tindakan

4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap tindakan.
b. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi yang digunakan pada siklus berikutnya.
5. Evaluasi tindakan
a. Perencanaan / identifikasi masalah dan alternative pemecahan masalah.
b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Siklus Kedua :
1. Perencanaan
a. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
b. pengembangan program
2. Tindakan : Pelaksanaan program tindakan II
3. Pengamatan : Pengumpulan data
4. Refleksi : berdasarkan masalah-masalah yang muncul pada siklus pertama, maka akan memutuskan untuk melakukan silkus lanjutan yaitu Evaluasi tindakan II.
3. Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Tim peneliti terdiri dari penulis sebagai ketua peneliti, teman sejawat dan kepala sekolah.
4. Pembagian Tugas
a. Ketua Peneliti bertugas sebagai :
1. Menentukan langkah-langkah pemecahan masalah
2. Menganalisis penyebab munculnya masalah
3. Merumuskan masalah, serta
4. Mengembangkan alternatif tindakan
b. Teman sejawat bertugas sebagai teman untuk berkolaborasi atau bekerja sama untuk mengamati proses belajar mengajar di kelas dan teman berdiskusi.
c. Kepala sekolah sebagai pengamat dan tempat untuk berkonsultasi.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran penulis menggunakan lembaran pengamatan sebagai bahan acuan dalam penelitian tindakan kelas di kelas IV SDN 02 Kebondalem. Berikut ini adalah salah satu alat ukur keberhasilan pengunaan metode pembelajaran sebelumnya dan metode pembelajaran yang dimodifikasikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar